Beragama di Indonesia Menurut Pemuka Agama - EDUKASIPERS.ORG

Breaking News

Beragama di Indonesia Menurut Pemuka Agama



 
Dok. Edu | Abu
Edukasipers.org   –Sabtu (17/03/2018) Neraca Academia telah merealisasikan ngobrol bersama di Warung Mbah Cokro. Jalan Prapen No 22 Surabaya dengan tema Beragama di Indonesia.

“Ada tiga hantu dalam agama Katolik, matrealisme, spiritualisme, dan inferior.” Ucap Aloysius Widyawan atau panggilan akrab Romo Widya bagi umat Katolik dan sebagai Imam Katolik (Pastor).

Dian Jenmie Cahyawati mengatakan, mungkin saya ketika berbicara situasi beragama di Indonesia merasa berada di pinggir, karena sebagai penghayat kepercayaan Sapta Darma, diluar dari agama yang di resmikan di Indonesia.” Ucapanya saat ditanya moderator tentang situasi beragama di Indonesia.

Sejak Indonesia merdeka, buat kami kehidupan pengenut kepercayaan mendapatkan sikap diskriminasi, hampir lapisan kehidupan masalah perkawinan, pendidikan, kedudukan sosial dan stigmasisasi, hal tersebutlah yang dirasakan dalam kehidupan penganut kepercayaan Sapta Darma. Imbuhnya selaku aktivis Solidaritas Korban Tindak Pelanggaran Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan (Sobat KBB).

Andreas Kristanto berpendapat bahwa beragama sekarang ini, bagaimana agama membuat manusia tertindas, karena sekarang antara agama saling membenci, jadi manusia terkungkung dalam agama, sehingga ada seorang pendeta berpendapat, agama seringkali kehilangan fungsinya.” Tuturnya kepada peserta diskusi Keberagamaan di Indonesia.

“Sekarang ini, isu agama sentimen keberagaman, seperti duri di dalam daging. Agama seperti pasar bisa diperjual belikan.” Imbuhnya.

Andreas Kristanto menambahkan kembali. Kalau kita beragama kita harus belajar, bagaimana kita menggali nilai-nilai agama, yang ujungnya perdamaian dan keadilan,”.

Gus Aan Ansori menerangkan, Sikap umat islam sekarang ini masih di level awal. Jika beragama ada di level awal atau seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), yang terlihat hanyalah indentitas agamanya.” Ucapnya yang udah lama bergabung di Gusdurian.

“Beragama yang benar adalah respek terhadap sesama, cinta dan rasa tanggungjawab.” Sambungnya.

(AA)

Tidak ada komentar