Senyum Kemarin - EDUKASIPERS.ORG

Breaking News

Senyum Kemarin


Dok. Edu | Kompasiana

Senyum itu merekah tulus di hadapan manusia manusia bermata polos. Tarikan sudut bibirnya melengkung sempurna bak tergambar setengah dari sudut penuh lingkaran. Indah, kata itu cukup menceritakan suasana siang ini. Lengkungan senyum wanita berkerudung hitam tak kunjung meredup dengan sorot matanya yang terlihat tulus.

Aselia namanya, pemilik senyum manis yang sedari tadi hadir di tengah-tengah kumpulan muda-mudi ini. Suasana sejak awal masih tetep sama hingga hingga berubah hening saat satu dari mereka memutuskan untuk balik. Kenangan itu seketika terlintas saat Asel datang ke warung sederhana tempatnya dulu berkumpul bersama kawan sekolahnya.

 Setelah sekian lama akhirnya Asel bisa kembali ke sukabumi tempatnya dulu menimba ilmu. Ia kembali mengunjungi tempat tempat yang dulu ia sering datangi bersama kawan kawannya di selagi ia disini.

"Apa kabar mereka sekarang?", tanya Asel pada Helen, salah satu teman yang menemaninya kali ini.

" Sejujurnya akupun tidak tahu karena aku sudah tidak lagi berhubungan dengan mereka setelah lulus", jawab helen menghampiri Asel.

Momen itu masih hangat terlintas di benak dan pikiran Asel, ketika ia pulang bersama kawannya kemudian menuju tongkrongan favoritnya membahas cerita random hingga sore tiba.

" Rasanya baru kemarin kita berkumpul disini dan sekarang aku sangat merindukan tas anggi yang penuh dengan gantungan anime", ucap Asel diselingi tawa kecil.

"Iya benar, tas itu benar benar sangat menganggu pemandangan", jawab Helen yang juga tertawa tipis.

Bila dipikir saat itu adalah salah satu waktu terbaik dalam hidup Asel. Muda, bebas, dan berani. Ia melakukan segalanya tanpa takut dengan resiko, yang terpikir hanya bagaimana caranya agar ia bersama teman-teman dapat tetap bersenang-senang ketika sore tiba, bisa mengambil mangga milik pak Dadang yang memiliki anjing galak kemudian berlari kencang agar tidak tergigit olehnya.

Dan sekarang semua itu sudah menjadi kenangan berharga, juga menjadi bagian dari cerita hidup Asel. Sekuat apapun ia mencoba kembali ke masa itu tak akan berhasil karena telah lewat dan hanya terjadi sekali. Namun Asel tak bisa memungkiri jika ia sangat merindukan masa-masa yang telah lalu.

" aku harap kita bisa berkumpul lagi suatu saat", ucap Asel lirih sebelum meninggalkan warung sederhana itu.

(Risca Dwi Anggraini)

Tidak ada komentar